spot_img
28.5 C
Jakarta
Kamis, Agustus 28, 2025

Habiskan Miliaran Rupiah, Pemerhati Minta Bupati Peka Akan Gelapnya Taman The Window Karawang

KARAWANG | ONEDIGINEWS.COM | Kondisi terkini Taman Badami Interchange Karawang Barat yang disebut-sebut sebagai “The Window” dan digadang-gadang mantan Bupati Karawang Cellica Nurrachadianna sebagai ikon Gerbang Karawang, terus mendapat sorotan publik.

Pasalnya, Taman bundaran akses keluar masuk Kabupaten Karawang yang dibangun Pemerintah Daerah Kabupaten Karawang melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) itu kondisinya saat ini sangat memprihatinkan, gelap tak terlihat, dan tidak terawat.

Bahkan tak sedikit pihak yang meminta agar Aparat Penegak Hukum (APH) turun memeriksa pembangunan taman “the window” Karawang yang diketahui telah menghabiskan anggaran APBD sekitar Rp. 1,8 Milliar untuk penanaman tanaman bunga-bunga hias keliling, pepohonan, pembuatan sumur, sistem penyiraman, dan lampu taman, itu. Dan kurang lebih Rp. 6 Miliar untuk pembangunan The Window.

Sorotan tajam dan kritikan pedas salah satunya datang dari Pemerhati Politik dan Pemerintahan serta Kebijakan Publik, Asep Agustian SH.,MH.

Baca Juga  PLN UP3 Bekasi dan ULP Babelan Gelar Sarling Promo Tambah Daya Spesial Energi Kemerdekaan

Kepada onediginews.com, Asep Agustian yang akrab disapa Askun ini, menyoroti, kinerja DLHK Kabupaten Karawang melalui Bidang terkait, yang dalam membuat perencanaan pembangunan taman the window terkesan asal -asalan.

Mengapa demikian, Askun mengatakan, bagaimana tidak terkesan asal-asalan, taman dibangun hanya melingkar saja, dengan undakan kecil dari satu bagian lingkar tanaman ke tanaman lain.

“Iya, coba kita perhatikan bentuknya hanya bulat saja melingkar, tidak dikasih pagar. Dan tanaman – tanaman hiasnya pun, kenapa saya sebut asal-asalan, karena jelas -jelas tidak dipikirkan bagaimana setelah dibangun untuk pemeliharaannya, sekarang jelaskan, hampir seluruhnya tanaman ditaman itu hanya tinggal rumput dan ilalang saja , alat siram pun tak berfungsi bahkan jika diperhatikan dari jarak dekat, kondisinya berantakan tidak terawat,” ungkap Askun menjabarkan pengamatannya.

Belum lagi, bangunan utamanya yang disebut sebagai The Window, lanjut Askun lagi, kembali mengungkapkan kritikannya.

Baca Juga  HUT RI ke-80, PLN Bekasi Nyalakan Serentak Listrik Gratis Program Light Up The Dream

Dengan anggaran yang luar biasa besar hingga mencapai miliaran rupiah, tapi masyarakat Karawang khususnya pengguna jalan akses keluar masuk tol Karawang Barat tidak menikmati keindahannya, karena bangunan hanya menjulang tinggi namun gelap gulita. Sungguh menurutnya, tidak terlihat ada yang istimewa jika dibanding dengan anggaran yang telah dikeluarkan oleh pemerintah.

“Apapun alasan Kepala Bidang, itu hanya asal bunyi saja. Taman yang menjadi kebanggaan Karawang itu seharusnya dibangun dengan perencanaan yang matang, bahkan sampai ke biaya pemeliharaannya dipikirkan. Jangan asal bangun saja, lalu kemudian, kurang ini kurang itu, minta anggaran lagi-anggaran lagi,” ujar Askun lebih lanjut, ketika megetahui jika alasan DLHK mengapa The Window belum berfungsi sepenuhnya dan masih gelap gulita karena faktor kurangnya huruf-huruf yang nantinya akan menuliskan sejarah tentang Karawang.

“Bangunan utamanya saja, kabarnya mencapai Rp. 6 Miliar, kalau benar, waduh, kok kebangetan banget itu DLHK, coba lihat dimalam hari, malah gak keliatan, gelap. Belum lagi untuk tanaman hias yang habis dimakan rumput, ini APH jangan dibiarkan begitu saja, harus usut tuntas,” tandasnya.

Baca Juga  HUT RI Ke-80, PT PLN UID Jawa Barat Sambungkan Listrik Gratis bagi 365 Keluarga Kurang Mampu

Apa kemudian yang menjadi dasar bagi dirinya, mengatakan APH harus turun memeriksa?.

Askun menjelaskan, pemberitaan dimedia sudah bisa menjadi langkah awal bagi APH dan juga Bupati Karawang, Aep Syaepuloh untuk turun ke lokasi, melihat langsung kondisi taman tersebut.

“Bupati atau Forkopimda kan pasti seringlah lewat Karawang Barat, liat dong, perhatikan, kok Taman The Window kondisinya seperti itu. Peka dong, Bupati dan APH jangan tutup mata, kan kelihatan kalau sedang melintas,” ucap Askun.

“Saya mengomentari ini adalah bentuk teguran saya. Bupati harus panggil DLHK, pertanyakan!!, dan saya minta kepada DLHK untuk mempertanggungjawabkan semua pekerjaan itu,” pungkasnya.

 

Reporter : Nina Melani Paradewi

BERITA LAINNYA

NASIONAL

PERISTIWA

- Advertisement -spot_img

TRENDING NEWS

HUKUM & KRIMINAL

POLITIK

BERITA POPULER

HUKUM & KRIMINAL

DAERAH

error: Content is protected !!