Karawang, Onediginews.com – Berbagai cara masyarakat mencari nafkah untuk menghidupkan keluarganya. Seberat apapun itu bukanlah beban, bagi mereka hasil halal demi kelangsungan hidup itu paling utama, dan yang terpenting bisa menyekolahkan anak – anak mereka agar masa depan menjadi lebih baik.
Seperti halnya penarik becak dan tukang ojeg pangkalan, Rengasdengklok, Walau hasil yang didapat tidak sesuai harapan namun tetap di syukuri, apa lagi di musim pandemi Covid – 19 seperti ini, dengan peraturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat ( PPKM ) yang sangat ketat. Dimana hal ini berimbas pada sulitnya mendapatkan penumpang, namun pekerjaan itu tetap mereka tekuni karena tidak adanya pekerjaan lain.
Salah seorang penarik becak, Hasan (60) bapak beranak 6, warga Bojong Tugu RT 04 RW 02, Desa Rengasdengklok Selatan mengatakan kalau dirinya tidak punya keahlian lain selain menjadi penarik becak. Sejak muda hingga kini, namun tetap di lakoni asalkan bisa menghidupi anak istrinya dengan penghasilan sehari antara 50-70 ribu.
“mau gimana lagi ,memang sudah seperti ini mungkin jalan hidup sebagai penarik becak, yang penting hasilnya halal,” ujar Hasan, Selasa (5/10/2021).
“Memang hasilnya tidak mencukupi hanya bisa buat makan, anak sekolahpun diberi jajan ala kadarnya karena anak bungsu masih sekolah SMP Negeri kelas 2, tekad di hati walau bapanya penarik becak asalkan keturunannya nanti bisa bekerja di pabrik karena di Karawang banyak pabriknya,” tambah Hasan penuh harap.
Ditempat terpisah tukang ojeg pangkalan, Usman (29) warga Dusun Tegal Asem RT 14 RW 06, Desa Kertasari, Kecamatan Rengasdengklok, membenarkan sulitnya mencari uang sekarang ini. Apa lagi Covid – 19 belum juga reda karena masih PPKM level 3.
Usman mengungkapkan, dirinya sehari hanya bisa narik penumpang 2 atau 3 kali dengan hasil Rp. 50 ribu sampai Rp.100 ribu. Itu pun, lanjutnya, belum buat beli bensin dan makan selama di pangkalan.
“sulitnya mencari uang saat ini,mungkin karena masih musim corona belum selesai, punya ijazah SMP pun percuma ngga bisa untuk melamar kerja, pengangguran yang ijazahnya SMA dan sarjana juga banyak, karena itu cukup ngojeg aja, yang penting hasilnya dapat menyambung hidup,” ucapnya pasrah.(Benk)