Meneguhkan Soliditas, Loyalitas, dan Kebersamaan dalam Bingkai Kemenangan Bersama
CatatanĀ Wong Pantura
Konferensi Cabang (Konkab) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Karawang pada 15 Mei 2025 telah usai. Sejatinya, ini bukan hanya peristiwa organisasi semata, tetapi momentum reflektif dalam meneguhkan kembali marwah perjuangan guru dalam satu barisan. Dalam suasana demokratis dan penuh kekeluargaan, rangkaian pemilihan pengurus baru bukan sekadar mencari siapa yang menang, melainkan bagaimana seluruh anggota merayakan kemenangan bersama.
1. Menjaga Marwah Organisasi Berdasarkan AD ART PGRI
Sebagaimana tertuang dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PGRI hasil Kongres XIII tahun 2024, khususnya Pasal tentang Keanggotaan dan Kepemimpinan, PGRI menempatkan musyawarah dan mufakat sebagai asas utama dalam setiap pengambilan keputusan. Dalam konteks Konkab, ini berarti proses pemilihan bukan menjadi ajang rivalitas, tetapi wadah menyalurkan aspirasi untuk memilih pemimpin yang mampu menjaga dan memajukan organisasi dengan semangat kolektif.
Refleksi penting dari Konkab ini adalah hadirnya komitmen dari seluruh unsur anggota untuk tidak terjebak pada dikotomi menang-kalah, tetapi melihat bahwa setiap suara yang diberikan adalah bagian dari tanggung jawab moral terhadap keberlangsungan organisasi. Kemenangan sejati adalah ketika seluruh komponen PGRI Karawang tetap solid, loyal, dan bersatu pasca pemilihan.
2. Loyalitas sebagai Pilar Profesionalisme Guru
Permendikbudristek Nomor 67 Tahun 2024 tentang Kompetensi dan Kode Etik Guru mengamanatkan bahwa guru tidak hanya profesional dalam kelas, tetapi juga dalam berorganisasi. Loyalitas terhadap PGRI sebagai rumah besar guru harus diwujudkan melalui kesediaan membangun komunikasi yang sehat, kolaboratif, dan menjunjung tinggi etika profesi.
Konkab 2025 memperlihatkan bahwa para guru Karawang tidak hanya cakap dalam mengelola pembelajaran, tetapi juga mampu menjalankan demokrasi organisasi secara dewasa. Loyalitas itu terlihat dari sikap legowo, apresiatif terhadap proses, serta kesiapan mendukung kepengurusan baru untuk melanjutkan estafet perjuangan.
3. Kemenangan Bersama sebagai Refleksi Jiwa Pendidikan
Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, tujuan pendidikan adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman, bertakwa, berilmu, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Semangat ini juga tercermin dalam kehidupan organisasi.
Konkab tidak hanya sekadar agenda lima tahunan, tetapi ruang pendidikan karakter bagi para guru: bagaimana saling menghargai perbedaan, menerima hasil dengan lapang dada, dan terus bergandengan tangan untuk tujuan bersama. Inilah esensi kemenangan bersama, saat semua pihak merasa menjadi bagian penting dari capaian kolektif organisasi.
4. Meneguhkan Komitmen Bersama ke Depan
Pasca Konkab, tantangan bukan semakin ringan. Justru, proses pembenahan organisasi, revitalisasi program kerja, dan peningkatan layanan kepada anggota menjadi prioritas. Untuk itu, soliditas antaranggota dan pengurus menjadi fondasi utama. Tanpa kebersamaan, loyalitas bisa goyah. Tanpa loyalitas, visi bersama hanya akan menjadi slogan kosong.
Karenanya, semua elemen PGRI Karawang harus kembali menguatkan ikrar kebersamaan: bahwa organisasi ini bukan milik segelintir orang, tetapi milik seluruh guru. Pemilihan bukan akhir dari proses, tetapi awal dari kerja besar bersama.
Catatan:
Momentum Konkab 15 Mei 2025 telah membuktikan bahwa demokrasi dalam organisasi guru bisa berjalan elegan dan bermartabat. Mari kita jadikan momen ini sebagai pengingat bahwa menang bukan soal angka, tetapi tentang menjaga keutuhan. Bahwa kepemimpinan adalah amanah, bukan hadiah. Dan bahwa PGRI KARAWANG adalah rumah bersama, tempat kita tumbuh dan berjuang demi pendidikan Indonesia yang lebih baik.
Soliditas. Loyalitas. Kebersamaan. Itulah kemenangan kita yang sesungguhnya.
Hidup PGRI ….. (PGRI)
Hidup PGRI ….. (PGRI)
Solidaritas……….(YES)
SIAPA KITA…….(INDONESIA)
KARAWANG…..(MAJU)
