KARAWANG | ONEDIGINEWS.COM | Panasnya aksi unjukrasa Ratusan petani yang tergabung dalam Serikat Petani Karawang (Sepetak) tidak hanya terjadi diluar ruangan. Didalam ruang rapat pun situasi tegang berkali-kali mewarnai forum rapat antara Sepetak, Ketua DPRD Kabupaten Karawang Budianto, Kepala Kantor BPN Kabupaten Karawang Nurus Solichin dan stake holder terkait.
Sebelumnya, Dalam forum dengar pendapat (RDP) di Ruang Rapat I DPRD Kabupaten Karawang, Sepetak yang menuntut hak bidang tanah petani yang telah diklaim masuk kawasan hutan. Seluas 5.000 hektare dan tersebar di wilayah Ciampel, Pangkalan dan sejumlah wilayah Utara Karawang. Meminta BPN segera menerbitkan sertifikat.
Selain itu, Mereka juga meminta, Kepala BPN Karawang Nurus Solichin, untuk mundur jika BPN tidak mampu memenuhi apa yang menjadi tuntutan mereka.
“Mundur saja, ngapain, malu pak,” kata salah seorang perwakilan Sepetak kepada Nurus.
Sontak suasana pun semakin memanas, Ketua DPRD Kabupaten Karawang Budianto berusaha melerai dan menengahi.
Belum tuntas Budianto mendinginkan suasana rapat, tiba-tiba terpantau, Dandim 0604 Karawang Letkol Kav Makhdum Habiburahman memasuki ruangan.
Setelah selesai mengucapkan salam, tanpa basa basi lagi, Dandim pun langsung menyoal aksi unjuk rasa Sepetak yang dalam orasinya membawa-bawa Orde Baru (Orba), militer, Hijau dan Intimidasi.
“Saya menghormati Sepetak sebagai sosial kontrol, tetapi berupaya sekali bahwa jangan sampai aksi Sepetak ini dicederai oleh oknum-oknum. Saya tentara tidak ada kaitan, saya hanya menjaga kondusifitas,” kata Dandim mengawali.
“Perjuangan kalian silahkan, itu hak kalian demo dan lain sebagainya, tetapi, saya tidak suka dengan orasinya, siapa tadi yang orasi?, membawa-bawa militer, hijau, orde baru!, siapa? Kamu ya?,” dengan nada sedikit meninggi.
Kembali Dandim menjelaskan, jangan masalah pribadi dibawa ke Sepetak. Jangan menipu rakyat mengatasnamakan Ormas, ditegaskannya, itu tidak benar.
“Makanya saya tidak mau mengurusi Sepetak, bukan saya tidak mau mengurusi rakyat, tapi masalah pribadi dibawa ke masalah Sepetak, ini kita diadu domba. Bisa dipahami, saya di pihak petani, tapi harus diikuti aturannya,” tegasnya.
Dandim pun menegur seorang anggota Sepetak bernama Engkos, seraya kembali bertanya dengan tegas apakah orasi tersebut atas nama pribadi atau Sepetak.
” Sepetak” ujar Engkos menjawab namun menyangkal ucapan Dandim, bahwa dirinya telah mengeluarkan perkataan ” intimidasi” pada saat berorasi.
Menurut Engkos ia hanya menuturkan bahwa jangan sampai ada tindakan-tindakan mengintimidasi bukan intimidasi.
Situasi kembali tegang, Dandim pun menimpali apa yang disangkal oleh Engkos, dengan mengatakan bahwa pihaknya memiliki rekaman saat Sepetak berorasi tadi
“Ada rekamannya !, memang ada tindakan intimidasi?,” tandas Dandim balik bertanya kepada Engkos.
Perdebatan pun tak hanya sampai disitu, terpantau Sepetak kembali beradu mulut dengan Dandim mengenai pernyataannya tentang 30 orang rakyat yang ditipu untuk mendapat sertifikat.
“Kalau ada 30 orang rakyat ditipu untuk dapat sertifikat, itu namanya Intimidasi?, jangan cederai Sepetak dan jangan diganggu Kondusifitas, itu yang penting dan jangan dipaksakan karena semuanya ada solusinya. ,” tanya Dandim lagi menandaskan ucapannya.
“Mohon ijin Komandan, tolong disampaikan dengan jelas dan terbuka didalam forum ini soal 30 orang rakyat yang ditipu ini,” ujar salah seorang anggota Sepetak lainnya yang dijawab Dandim bahwa nanti akan dijelaskan oleh pihaknya di forum yang lain.
“Gak apa – apa pak, semua anggota Sepetak harus tahu pak, bukan hanya saya saja yang harus tahu,” imbuhnya yang kemudian disudahi oleh Dandim karena mungkin tak ingin perdebatan semakin panjang.
Reporter : Nina Melani