Sumedang, onediginews.com – Bupati H Dony Ahmad Munir menjadi imam sekaligus khatib pada Salat Jumat perdana di Masjid Al-Kamil, Komplek Induk Pusat Pemerintahan (IPP) Kabupaten Sumedang, Jalan Prabu Gajah Agung, Kelurahan Situ, Kecamatan Sumedang Utara.
Meskipun baru pertama kali digelar, namun masjid yang pembangunannya dibiayai oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat itu dipenuhi oleh jemaah sampai ke beranda masjid. Bahkan ada yang salat di lantai atas. Tidak sedikit yang sudah berada di saf depan meski azan masih lama berkumandang karena takut tidak kebagian tempat.
Dalam khutbahnya Bupati H. Dony Ahmad Munir mengajak jemaah untuk bersama-sama melakukan introspeksi, refleksi dan evaluasi atas perjalanan hidup, khususnya apa yang telah dilakukan selama seminggu ke belakang.
“Mari kita evaluasi diri dari Jumat ke Jumat. Apakah banyak kebaikan atau kejelekan (yang kita lakukan). Apakah kemarin kita bekerja sungguh-sungguh atau bermalas-malasan,” ajaknya.
Dengan introspeksi tersebut, lanjut Bupati, bisa melakukan perspektif apa yang harus dilakukan ke depan.
“Kalau yang kita lakukan sudah baik, maka kita pertahankan bahkan ditingkatkan. Kalau yang dilakukan justru kemaksiatan, kita hentikan sekarang juga,” ucapnya.
Momentum tersebut, menurutnya, saat yang tepat untuk meningkatkan ketaatan dan meninggalkan kemaksiatan sebagaimana definisi Taqwa.
“Ketaqwaan yang sebenarnya tidak hanya diucapkan oleh lisan, tetapi benar-benar dipraktikkan dalam bentuk tindakan,” ucapnya.
Ia pun mengutip ayat Al-Quran Surat Ali-Imron Ayat 134 yang menerangkan ciri-ciri orang bertakwa.
“Ciri yang pertama adalah orang yang mau menginfakkan hartanya di jalan Allah di waktu lapang maupun sempit. Jadi meski di tanggal tua, ia istiqomah untuk tetap berinfak,” ucapnya.
Ciri yang kedua, lanjut Bupati, ialah yang orng-orang yang mampu mengendalikan amarah dan nafsunya.
“Ada beberapa cara untuk mengatasi amarah diantaranya dengan membaca ta’awwudz dan istighfar, berwudu, dan segera duduk ketika berdiri, atau berbaring ketika marah sedang duduk,” katanya.
Ciri yang terakhir adalah senantiasa memaafkan orang lain yang berbuat jahat kepadanya.
“Orang seperti ini selalu memaafkan sebelum diminta. Yang memiliki ciri-ciri inilah yang termasuk muhsinin, orang-orang yang berbauat kebaikan,” katanya.
Ia pun meminta jemaah agar berpartisipasi dalam memutus penyebaran Covid-19 dengan menerapkan Protokol Kesehatan secara disiplin dan mengajak orang lain untuk bersama-sama menerapkannya.
“Tujuan hukum Islam adalah ialah hifdzun nafs, yakni menjaga jiwa atau menyelamatkan nyawa, baik diri pribadi, keluarga maupun lingkungan diantaranya dari Covid-19. Jadi menjalankan Prokes dan mengajak orang lain melakukannya termasuk ibadah,” katanya. (Deni)