Karawang, Onediginews.com – Demo tuntutan upah THL Kebersihan, yang di dampingi LBH Cakra, di gedung DPRD Karawang di sambut baik oleh Toto Suripto, anggota komisi IV DPRD Karawang, Senin (07/06/21).
Dalam sambutnya toto langsung mengajak para perwakilan pendemo tuntutan upah THL tersebut guna mendengar apa saja keluhan yang disampaikan.
Menurut toto, jika para THL sampai mogok kerja ini permasalahannya serius yang harus DLHK tangani, tentu akan berdampak kepada sampah yang menumpuk, kecuali memang armada sampahnya habis dan tidak ada sampah sama sekali.
“Untuk selanjutnya nanti kita sampaikan, karna sekarangpun di banggar akan kita sampaikan tentang permasalahan ini, dan juga tentang APD yang sudah di anggarkan akan kita sampaikan,” katanya.
Lanjut Hilman Tamimi, ditempat yang sama, ia mengatakan, pihaknya meminta dalam rancangan anggaran kali ini, agar pihaknya bisa lebih layak dalam tahapan upah pekerja THL.
“Kemudian, inikan kerangka umumnya thl dari umk dan undang – undang hidup layak, jadi apa salahnya ketika disamakan dengan umk, karna kerangka dasarnya seperti itu, yang kami baca dan kami ketahui,” ucapnya.
Disampaikan hilman, ia menuntut kepada pihak pemerintah DLHK dan DPRD juga harus segera merespon cepat. Jika tidak direspon dengan cepat pihaknya akan melakukan tindakan di luar hari ini, seperti mogok kerja, atau aksi demontrasi terhadap dinas terkait.
“Sekarang untuk upah supir perhari itu cuman 64 ribu rupiah, dan untuk pemuat cuman hanya 60 ribu rupiah, jadi kalo supir total satu bulan itu 1,8 juta, kalo pemuat 1,6 juta,” paparnya.
Kalo seperti itukan sangat tidak layak, sedangkan kerangka umum UMK undang – undang hidup layak, namun dikatakan hilman, untuk beli beras saja mereka tidak cukup.
“Apalagi biaya pendidikan, ya untuk hidup sehari – hari dan lain lain saja tidak layak, apalagi untuk memenuhi cicilan mereka, terus tentang kesehatanpun sangat tidak memadai, yang ada hanya jaminan kematian, kalo mereka mati baru dapat jaminan,” terangnya
Sementara, Kalo para THL sakit tidak dapat asuransi kesehatan, sedangkan mereka setiap hari bergelut dengan sampah, sampah yang kita buang, mereka yang pungut, yang nota bennya sumber penyakit dan rawan terhadap kesehatan mereka.
“Ini malah tidak dijamin para THL, untuk semua wilayah yang ada di kabupaten karawang 455 orang dan upahnya sama. Tidak layak semua termasuk supir, pemuat dan penyapu,” tandasnya dengan kecewa. (iki)