Subang, Onediginews.com – Dinyatakan reaktif SARS-coV-2, IS (30), warga Dusun Pundong Rt 01/Rw 01 Desa Rancamulya Kecamatan Patokbeusi Kabupaten Subang, inisiatif melakukan isolasi mandiri di rumah nya san sudah menjalani selama empat hari.
Namun, selama menjalani isolasi mandiri, pihak keluarga mengakui sekaligus menyayangkan tidak adanya penanganan maupun pengecekan medis lanjutan dari tim medis.
“Saya sudah melapor tiga hari yang lalu pada Kepala Dusun (Kadus), bahwa hasil test istri saya reaktif, agar mendapatkan penanganan maupun pengecekan medis lanjutan,” ungkap Umar Piqi suami IS kepada Onediginews.com. Rabu malam, (16/06/2021).
Dirinya menuturkan bahwa pada hari Kamis, 10 juli 2021 yang lalu, istrinya mengalami gejala demam, dada sesak, tulang terasa ngilu dan indera perasa pun kurang baik. Sehingga pada hari Jumat nya dirawat dirumah.
“Setelah habis 3 botol cairan infusan, gejala demam istri saya hilang, namun sesak dada, batuk, kepala pusing mulut terasa pahit masih ada,” ungkapnya.
Lanjut Umar Piqi, Kemudian saya berinisiatif membawa istri saya ke Klinik Harapan Bunda di daerah Purwadadi, buat penangan lebih lanjut agar tau penyakit yang diderita.
“Saya dianjurkan oleh dokter untuk test lab (darah) dan swab Antigen pada hari itu juga, namun hasil test lab dan swab Antigen menunjukan
bahwa istri saya REAKTIF SARS-coV-2 (COVID),” jelas Umar Piqi.
Kemudian dokter menyarankan agar istri saya melakukan isolasi mandiri di rumah selama 14 hari, dan disarankan membuat laporan kepihak terkait seperti Pemerintahan Desa dan Puskesmas, bahwa istri saya REAKTIF SARS-coV-2 ( COVID), dengan maksud agar ada penanganan atau pengecekan medis maupun pemantauan dari pihak Puskesmas.
“Akan tetapi sangat disayangkan dan sesalkan, setelah laporan yang saya buat dari pihak Pemdes maupun Puskesmas, tidak ada reaksi atau pun tanggapan atas laporan yang saya buat dan selama 3 hari tidak ada satu pun dari pihak terkait untuk mengecek atau memastikan laporan yang saya buat,” tuturnya.
Sedangkan, informasi yang muncul dan beredar di masyarakat, dari pihak Pemdes (Ketua Rukun Keluarga), menyarakan warga untuk menjaga jarak dengan keluarga saya khususnya istri saya dengan status REAKTIF COVID.
“Sangat disayangkan sekali, informasi istri saya REAKTIF COVID di sebar luaskan, namun penanganan ke pasien tidak ada dan jujur hal itu sangat menjadi beban mental buat saya, istri, anak dan keluarga saya karna informasi itu,” pungkasnya. (Rhm).