KARAWANG | ONEDIGINEWS.COM | Kepala Sekola PAUD Mekar Harum, Susi akhirnya angkat bicara kepada wartawan terkait pungutan sebesar Rp. 50 ribu untuk kegiatan Gebyar PAUD Kecamatan Cibuaya.
Pada Sabtu (26/4/2025), Susi melalui pihak ketiga meminta dipertemukan dengan seorang awak media yang pertama kali memberitakan terkait sekolah PAUD yang dipimpinnya, yaitu detikarawang.click.
Kepada wartawan tersebut, Susi menyesalkan mengapa dirinya tidak pernah dikonfirmasi terkait pungutan Rp. 50 ribu tersebut sehingga ia bisa memberikan penjelasan.
“Jika memang ada temuan di PAUD Mekar Harum kenapa enggak konfirmasi langsung kepada saya benar enggaknya, saya tidak merasa diwawancarai,” kata Susi seraya mendesak wartawan untuk mengungkapkan mendapat sumber berita dari mana.
Pasalnya kan, lanjut Susi, dalam pemberitaan harus ada perimbangan tidak hanya dari satu belah pihak saja.
“Kadang orang tua siswa itu ada yang ngikut rapat dan ada yang engga, dan saya kalau rapat selalu bawa Komite dan ada daftar hadirnya. Dan kalau memang orang tua tidak sanggup bisa diobrolkan lagi,” sesalnya.
Permasalahan yang mencuat adalah iuran Gebyar PAUD sebesar Rp. 50 ribu, lanjutnya, padahal sekolah hanya memfasilitasi rapat antara orang tua dengan komite. Dan iuran itu, dikelola oleh orang tua siswa itu sendiri.
” Murid saya ada sekitar 60 orang, dan uang yang terkumpul hanya sebesar Rp. 400 ribu untuk kegiatan Gebyar PAUD itu, sementara biaya yang dibutuhkan mencapai sekitar Rp. 2 juta untuk urusan baju tari, aksesoris tari, makan dan lain- lain, karena biaya Gebyar PAUD itu tidak dicover oleh sekolah,” papar Susi.
“pas kemarin kita habis total Rp. 1, 5 juta biaya Gebyar Paud itu, dan tadi udah kita konfirmasikan ke dinas, Nah itu kekurangannya siapa yang menanggung, ya lembaga dong,” ucapnya lagi.
Susi kembali mengeluhkan, mengapa PAUD -nya yang diberitakan, tapi ia sebagai kepala sekolah tidak pernah merasa dikonfirmasi.
“Anggaran Rp. 50 ribu itu sudah dikembalikan , tapi orang tua tidak mau menerima. Karena anak-anak mereka yang menggunakan make -up, ya tahu diri kali ya, gitu,” imbuh Susi.
Ia juga menyesalkan, terkait pemberitaan mengenai pembayaran raport sebesar Rp. 30 ribu, padahal kata Susi, disekolah lain ada yang sampai Rp. 60 ribu.
“Uang raport Rp. 30 itu, kami pihak sekolah hanya mendapatkan kelebihan Rp. 3000 karena kita harus membeli buku raport di dinas sebesar Rp. 27000,” ungkapnya seraya ia berpesan berkali-kali agar wartawan dapat bersifat profesional dan mengkonfirmasikan terlebih dahulu segala sesuatu yang menyangkut PAUD Mekar Harum kepada dirinya.
Reporter : Nina Melani Paradewi/Ismail.