Karawang, Onediginews.com – Keadaan sejumlah pepohonan di lingkungan gedung perkantoran Bupati Karawang terkesan tidak terpelihara.
Kondisinya mati dan kering kerontang, tanahnya pun tampak kering dan tidak subur. Tak ada kesan hijau sejuk nan asri.
Padahal setiap tahun, di lingkungan Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Karawang tak pernah sepi dari beragam kegiatan baik penataan fisik, pemeliharaan, pengadaan barang dan jasa termasuk penataan dan pemeliharaan taman dengan menghabiskan anggaran ratusan juta hingga miliaran rupiah.
Salah seorang warga masyarakat yang ditemui Onediginews.com di lingkungan perkantoran Setda Karawang, Toyib (35 thn) mengaku heran melihat sejumlah pepohonan dibeberapa titik gedung Plaza Pemda yang kondisinya kering dan mati.
Memprihatinkan katanya, seharusnya taman dan tanaman di areal perkantoran Bupati dirawat dan dipelihara dengan baik karena merupakan muka utama atau etalase Pemerintahan Daerah Kabupaten Karawang.
“kegiatan-kegiatan di lingkungan Setda ini kan banyak, ya salah satunya pemeliharaan taman dan tanamannya, kok bisa pohon- pohon itu dibiarkan mati, kering kerontang tanpa perawatan,” ujarnya heran.
“Mubazir, pohon – pohon ini sampai kering begini. Apa di lingkungan Setda juga sudah krisis air? Sampai tanaman pun mati tak tersiram air,” ungkap Toyib menyesalkan.
Lebih lanjut Toyib menuturkan bagaimana mungkin pemerintah berbicara penghijauan dan keindahan taman-taman kota, Sedangkan pohon-pohon mati di depan mata saja, yang setiap waktu dilewati Bupati, Wakil Bupati, Sekretaris Daerah, para pejabat, dan tamu-tamu tak terperhatikan.
Sementara itu, Bagian Umum Setda Kabupaten Karawang, Bogi ketika dikonfirmasi mengatakan bahwa pohon-pohon itu tidak dibeli dari uang APBD Karawang.
Dijelaskannya, pohon-pohon tersebut milik Sekretaris Daerah (Sekda) yang memang sengaja ditanam di Pemda.
“Pohon itu punya pak Sekda, karena beliau membeli bibitnya lalu kemudian ditanam di beberapa titik lingkungan Pemda termasuk di Galeri Budaya,” jelasnya.
Bogi mengakui jika pohon- pohon itu saat ini kondisinya mati dan kering, menurutnya kemungkinan pohon itu mati karena ada kesalahan dalam teknis penanamannya.
“Pohon itu mati mungkin karena sudah ditanam digali lalu ditanam lagi. Gak tau salah prosedur penanaman apa gimana saya ga ngerti ,” ujarnya.
Ia menandaskan, pohon-pohon itu tidak masuk kedalam anggaran perawatan. Hanya ditanam saja.
“Itu memang sengaja kita tanam karena pemberian pak sekda, Penanaman itu adanya dipekerjaan taman dan memang belum ada kontraknya karena sekarang penganggaran baru dan ada pemindahan kode rekening, Jadi untuk pembuatan taman belum bisa dibayar kecuali perawatan,”kata Bogi menandaskan.(Nina)