KARAWANG | ONEDIGINEWS.COM | Anggaran belanja Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang disorot. Pasalnya, dalam setahun tidak kurang uang sebesar dua miliar rupiah harus dikeluarkan hanya untuk membayar tagihan listrik.
Hal tersebut diketahui dari sistem informasi belanja pemerintah daerah Kabupaten Karawang. Dimana Dinas Kesehatan telah menganggarkan sebesar Rp.1.968.300.000 untuk tagihan listrik yang terbagi menjadi tiga nomenklatur.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang melalui Sekretaris , Yanto mengatakan jika anggaran tersebut untuk satu tahun tagihan. Yang terbagi diantaranya untuk gedung dinas, Labkesda, Farmasi dan 12 Puskesmas yang BLUD nya rendah.
“Betul, tapi bukan untuk gedung dinas saja, termasuk Labkesda , gedung Farmasi dan 12 puskesmas. Lebih jelasnya silahkan ke Bagian Keuangan,” jelasnya ketika dikonfirmasi melalui pesan whatsappnya beberapa waktu lalu.
Terpisah, Kepala Bagian Umum Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang, Eva Dwiyanthi didampingi staf teknis Selvi menjelaskan jika anggaran sebesar Rp. 1.968.300.000 tersebut tidak hanya untuk kantor dinas kesehatan saja, tapi juga untuk beberapa gedung lainnya, seperti, Gudang Farmasi yang ada dibelakang Puskesmas Karawang Kulon, Gudang Vaksin, Rumah Singgah di Bandung , Labkesda, Gedung PKK dan 12 Puskesmas dengan kapitasi kecil.
“tahun ini anggaran listrik kita memang lebih besar karena ada RSUD Rengadengklok. Dan Rp. 2 Miliar untuk listrik ini kami rasa masih kurang, karena saat ini ada RSUD Rengadengklok yang meski belum beroperasi saja sudah besar tagihan listriknya, apalagi nanti jika telah beroperasi. Karena memang didalamnya ada alat- alat medis yang membutuhkan instalasi listrik, karena takut rusak. Sehingga kita membutuhkan sekitar Rp. 300 juta-an lagi,”papar Eva.
Lebih lanjut ia mengatakan, dinas kesehatan hanya menganggarkan saja, sementara pembayaran dilakukan oleh BPKAD.
“Kita menggunakan listrik prabayar sesuai dengan kebutuhan kita. Untuk RSUD Rengasdengklok dianggarkan sebesar Rp. 720 juta. Untuk gedung dinas, gedung farmasi , labkesda, rumah singgah, sebesar Rp. 498.300.000. Lalu Rp. 750 untuk 12 puskesmas yang kapitasinya kecil,” ulasnya.
Reporter : Nina Melani Paradewi