Friday, April 26, 2024
HomeSeni dan BudayaMisteri Kampung Salapan di Karawang , Belum Terungkap 

Misteri Kampung Salapan di Karawang , Belum Terungkap 

KARAWANG- Kampung 9 ( Salapan) yang berada di Desa Gempol,Kecamatan,Banyusari ,Karawang, punya keunikan tersendiri karena kampung tersebut berada di tengah area pesawahan  ,jumlah rumah pendusuj hanya ada 9 bangunan rumah dengan jumlah jiwa tidak lebih dari 27 orang mulai orang dewasa dan anak-anak.

Nama kampung 9 mulai digunakan pada tahun 2010, nama sebelumnya kampung Babakan Nonolo atau kampung Timbul. Pergantian nama kampung dari kampung Babakan Nonolo ke kampung 9 setelah adanya penemuan bata merah berukuran besar 20 x 35 cm diduga dibuat  pada 3 Masehi di areal pesawahan oleh tim arkeolog dari Bandung.

“Nama kampung 9  digunakan pada tahun 2010, setelah ditemukan bata merah persis dengan bata merah di Candi Batujaya,” kata juru bicara Kampung 9, Ato  Warsito (50) , Senin (14/9)) di tempat.

Dia menerangkan jumlah rumah kepala keluarga  tidak pernah mengalami penambahan ,padahal tidak ada aturan yang mengikat hanya  kepercayaan tersebut sudah menjadi syarat apabila ada penambahan kepala keluarga maka biasanya keluarga baru tersebut akan mendapat.musibah sehingga dipastikan akan pindah keluar kampung .Jumlah jiwa juga tidak pernah lebih dari 27 jiwa baik orang dewasa hingga anak-anak.

“Sejak dulu hanya ada 9 KK , apabila lebih biasanya mendapat musibah secara mendadak, ” terangnya.

Tradisi penduduk kampung 9 yang masih dipertahankan adalah tradisi ngabungbang dan warna pakaian adat  biru tua dongker apabila ada acara adat Nyalin ketika akan memanen padi.Ngabungbang merupakan tradisi setiap malam Sabtu tidak tidur semalaman  diselenggrakan ditempat terbuka . Dalam tradisi ngabungbang biasanya ada petuah dari warga kampung tersebut yang ditokohkan.

“Tradisi yang masih dipertahankan berupa nagbungbang dan upacara adat Nyalin dengan ciri khas pakaian warna biru tua,” katanya.

Ato mengaku cerita silsilah kampung babakan nonolo menjadi kampung sembilan setelah ada peneliti dari arkeolog dengan menjelaskan asal-muasal bata merah berukuran besar yang ditemukan disekitar area pesawan tersebut.Namun secara keilmuan maupun sejarah belum bisa dibuktikan tentang sejarah bata merah tersebut.

Hasil penelitian tersebut mengungkapkan bahwa batu bata tersebut diduga peninggalan abad ke-3. Dan diperkirakan bangunan merupakan sebuah candi atau benteng kerajaan. Namun belum bias dipastikan karena penelitian belum bias dilanjutkan. Hal tersebut dikarenakan temuan  berada di tanah hak milik. Jadi ketika ingin diadakan penggalian lebih lanjut harus ada tangan pemerintah untuk membebaskan lahan itu terlebih dahulu. Bahkan ada yang menyebutkan bahwa bangunan ini terlebih dahulu ada sebelum candi jiwa yang ada di Batujaya. Karena bangunan candi jiwa diperkirakan peninggalan sekitar abad ke-4.

“Dulu cerita sepuh ada perdaban seperti kerajaan dan  terdahulu  ada buku bertuliskan  bahasa sangsekerta namun tidak mengetahui buku tersebut berada,” jelasnya.

Menurut,Ato,  warga yang paling di kampung 9 bernama Bah Samin sudah berusia 80 tahun lebih yang lebih tahu sejarah dahulu kala kampung ini berada namun pendengarannya sudah tidak normal dan potongan bata merah masih dirawat dalam rumah sebagai bukti sejarah kampung 9.

“Hanya bata merah ini yang menjadi bukti adanya kampung sembilan,” pungkasnya.(red)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -

Most Popular

Recent Comments