Saturday, July 27, 2024
HomeNasional86 Perusahaan Buang Limbah Cair ke sungai Citarum

86 Perusahaan Buang Limbah Cair ke sungai Citarum

KARAWANG – Sungai Citarum kembali menghitam pekat seperti comberan raksasa, selain itu, sungai yang menghitam mengeluarkan bau menyengat dan mengganggu pernapasan masyarakat sekitar.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Karawang, Wawan Setiawanmengungkapkan hal tersebut dikarenakan daya dukung Sungai Citarum sudah melampaui batas karena daya dukung sungai sudah melampaui baku mutu.

“Penyebabnya, debit air sungai sedikit dan ada endapan akibat proses biologi selama bertahun-tahun,” kata Wawan, Rabu (12/8).

Dia menerangkan panjang Sungai Citarum yang melintasi Karawang sepanjang 121 kilometer. Dimana ada 86 perusahaan outfallnya (limbah cair) dibuang ke Daerah Aliran Sungai Citarum dan 32 di antaranya langsung ke Citarum.

“Dampaknya oksigen dalam air sedikit dan membuat ikan mati,” ungkap Wawan.

Lebih lanjut Ia mengungkapkan, perusahan-perusahaan pembuang limbah cair ke sungai Citarum diantaranya pabrik tekstil, kertas, dan makanan.

“Secara teori yang outfallnya paling banyak pabrik kertas, kemudian tekstil,” kata dia.

Wawan menyebutkan outfall pabrik kertas yang awalnya berwarna putih karena proses biologi, mengalami pembusukan dan warnanya berubah hitam. Selain itu, kata Dia
sungai Citarum baru-baru ini bukan karena perusahaan membuang limbah tanpa diolah. Melainkan efek endapan pada dasar sungai yang pekat ditambah ada pengerukan di bawah Bendung Walahar.

“Karena ada pengerukan air dari Walahar tidak dialirkan ke Citarum. Air yang mengalir itu outfall dari perusahaan yang sudah diolah sesuai baku mutu yang ditetapkan,” ungkapnya.

Bersama Satgas Citarum Harum, DLHK telah melakukan patroli untuk mencari tahu penyebab pencemaran Citarum itu, termasuk untuk mengantisipasi adanya perusahaan nakal.
Pihaknya juga sudah mengambil sampel air sungai di tujuh titik, yakni di wilayah Anggadita, Pindodeli, Unsika, alun-alun, jembatan alun-alun, Purwadana, dan jembatan Telukjambe Timur.

“Hasilnya rata-rata di atas ambang batas baku mutu, diantaranya BOD (Biochemical Oxygen Demand) dan COD (Chemical Oxygen Demand). Sementara Ph-nya masih normal,” ujar Wawan. (nin/red)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -

Most Popular

Recent Comments