Saturday, July 27, 2024
HomePendidikan dan Kesehatan7 Bocah Alami Kekerasan Seksual

7 Bocah Alami Kekerasan Seksual

KARAWANG – Onediginews.com – Disadari atau tidak, sejak corona mulai mewabah pada bulan Maret 2020, semua sendi kehidupan manusia berubah. Semua perilaku manusia dan bisnis berubah total. Proses pembelajaran dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi pun mulai berubah, dan semuanya bersentuhan dengan teknologi. Pandemi ini juga membuat banyak orang merasa bingung, cemas, stres dan frustasi. Sejumlah orang khawatir sakit atau tertular corona. Di sisi lain mereka juga risau masalah finansial, pekerjaan, masa depan dan kondisi setelah pandemi. Termasuk tingkat kekerasan perempuan dan anak di Kabupaten Karawang.

Berdasarkan data dari Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Karawang, terjadi peningkatan jumlah kekerasan terhadap anak pada bulan Maret dibanding bulan Januari dan Februari. Rinciannya, kekerasan terhadap anak pada bulan Januari menimpa dua orang perempuan. Kasusnya adalah kekerasan seksual. Sedangkan bulan Februari, tidak ada satupun laporan kekerasan terhadap anak. Bulan Maret, terjadi lonjakan angka kekerasan terhadap anak, yaitu mencapai 6 kasus. Empat perempuan mengalami kekerasan seksual, satu kekerasan psikis, dan satu lelaki juga mengalami kekerasan psikis. Di bulan April, terjadi tiga kasus kekerasan seksual yang menimpa satu perempuan dan dua lelaki. Sedangkan pada bulan Mei dan awal Juni, tidak ada satu laporan kekerasan anak.

Mengenai hal ini, Sekretaris Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Karawang Amid Mulyana mengatakan, turun naiknya angka kekerasan pada anak dan perempuan tidak serta merta berkaitan dengan diterapkannya belajar di rumah maupun Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). “Perlu ada barometer tertentu untuk mencari keterkaitan antara dua kebijakan tersebut, dengan data kasus yang ada. Cuma obrolan dengan satu dua orang tua tidak menggambarkan keseluruhan orang Karawang, harus ada instrumennya,” penjelasannya, Senin (8/6).

Mengenai masa belajar di rumah yang diperkirakan masih lama, ia menghimbau para orang tua untuk menjadi figur yang dapat memahami anak. Dapat mengerti kebutuhannya yang kehilangan suasana sekolah. “Mesti bisa berperan sebagai guru, bahkan sebagai teman sebayanya, karena mereka merindukan suasana di sekolah,” ujarnya.

Ia melanjutkan, sejauh ini DP3A Karawang telah mensosialisasikan program gerakan “Berjarak”. Nama gerakan tersebut merupakan singkatan dari “Bersama Jaga Keluarga Kita” yang dicanangkan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Selama pandemi corona ini, gerakan tersebut dikampanyekan melalui grup whatsapp kepada satgas yang dibentuk DP3A di setiap kecamatan, untuk disampaikan kembali kepada masyarakat.

Terdapat 10 aksi yang dikampanyekan dalam gerakan Berjarak, pertama adalah memastikan semua keluarga tetap di rumah. Poin kedua adalah memastikan hak perempuan dan anak terpenuhi selama di rumah. Adapun poin ketiga dan keempat adalah memastikan tersedianya alat perlindungan diri dan menjaga kebersihan keluarga.

Poin kelima sampai kedelapan yang dikampanyekan dalam gerakan Berjarak adalah memastikan keluarga memasang tanda peringatan menjaga kebersihan, menjaga jarak aman, mengawasi keluar masik orang dan barang, serta menyebarluaskan informasi yang benar. Adapun dua poin terakhir adalah aktifkan media komunikasi warga dan aktifkan rumah rujukan sebagi pusat informasi, komunikasi, dan koordinasi berkaitan dengan covid-19. “Saya berharap dengan panduan tersebut dapat diaplikasikan oleh masyarakat,” tuturnya.

Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) Leny Nurhayati Rosalim mengatakan, banyak orang tua yang belum siap dengan kondisi untuk tetap di rumah. Serta belum adaptif dengan kondisi yang ada saat ini. “Selain itu, belum terbangun relasi yang setara dan orang tua belum siap menjadi pengasuh yang baik,” kata dia lagi.

Kondisi seperti itu, lanjut dia, banyak memunculkan konflik baru. Hal itu yang menyebabkan meningkatnya kekerasan di rumah baik pada pasangan maupun anak. Terutama anak usia dini. “Orang tua berada di rumah, anak juga belajar dari rumah. Orang tua kehilangan sumber pendapatan, cemas tidak mampu membayar tagihan, banyak yang tidak mampu mengelola mentalnya. Akibatnya pelariannya dengan melakukan kekerasan pada anak atau anggota keluarga lainnya,” terang dia.

Dekan Fakultas Psikologi Universitas Buana Perjuangan Cempaka Putrie Dimala mengatakan, jika melihat data kasus kekerasan terhadap anak di P2TP2A Kabupaten Karawang, tidak dapat langsung mengkaitkan kekerasan terhadap perempuan dan anak dengan pandemi corona ini. Karena angka aduan ke P2TP2A pun variatif. Tetapi yang bisa diangkat adalah mengenai betapa perubahan karena dampak pandemi covid-19 ini memberikan efek bagi setiap orang.

Kondisi perubahan ini kemudian memberikan dampak psikologis tertentu pada indvidu yang belum siap dalam menjalani perubahan. “Tidak ada kejelasan tentang kapan persoalan pandemi ini dapat berakhir, sehingga dampak psikologis yang dirasakan bisa memiliki efek yang panjang,” ujarnya.

Ia melanjutkan, pada keadaan atau situasi seperti ini, tidak dapat mengabaikan begitu saja kondisi psikologis dan kesehatan mental. Ada banyak ketakutan dan kecemasan dapat mendorong perilaku yang merugikan diri sendiri, karena ketidaktahuan dalam mengelola kecemasan dan ketakutan. “Pandemi ini memang melahirkan kecemasan tersendiri bagi setiap orang, tidak hanya pada kondisi kesehatannya, tetapi pada penyesuaian diri pada situasi yang serba tidak menentu ini,” tuturnya.

Menurut Cempaka, beragam emosi dimunculkan atas ketidaksiapan individu menerima situasi ini, diantaranya adalah masalah pemutusan hubungan kerja, masalah keuangan keluarga, yang kemudian dapat berefek pada keharmonisan rumah tangga, perlakuan terhadap anak dan bahkan dapat mendorong pada tindakan-tindakan kekerasan dalam rumah tangga. “Hal-hal seperti itulah yang kemudian menimbulkan stres sendiri dan dapat berdampak terhadap kondisi psikologis individu selama masa pandemi ini,” ujarnya. (red)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -

Most Popular

Recent Comments